Maaf, Saya Seorang Muslim, Bukan Teroris

Bagaimana memahamkan banyak pihak, bahwa Islam tidak mengajarkan terorisme
Sulit memang, karena merunut sejarah, Islamophobia memang telah berkembang di sana-sini, terutama barat. Islamophobia, ketakutan akan Islam, dimulai sejak Islam berkembang. Ketika itu, Nabi Muhammad Shalla Allah 'alaihi wasallama, dituduh sebagai pelaku heresy atau bidah Kristen. Black campaign pun merebak, dari pemujaan setan, haus darah dan wanita, semua cap negatif tertuju kepada Islam.
Akan tetapi, Islam tetap melenggang. Berkembang ke seluruh penjuru, sementara ketika abad-abad kegelapannya, Eropa mengalami ketakutan dan keresahan spiritual yang kronis. Hal itu disebabkan terlalu berkuasanya institusi gereja, sehingga, Paus lebih tinggi kedudukannya daripada raja.
Ingat Paus Benedictus II Berkat ia, terjadi mobilitas para martir ke Palestina, dengan imbalan pengampunan dosa yang berakibat pada Perang Salib. Tentu saja, kita bisa mengatakan bahwa ini adalah bentuk dari Islamophobia akut.
Islamophobia berlanjut, hingga pada permulaan abad 21 kemarin, berubah menjadi satu kata terorisme.
OK, kita, umat Islam pun masih bisa bertahan dengan itu semua.
Kita tahu kebenaran, itulah yang membedakan.
Kita tahu yang Haq, dan bisa membedakan mana yang bathil.
Akan tetapi, umat ini, perlu kita selamatkan dari tangan-tangan musuh.

0 komentar:

Posting Komentar