Iqra

Tidak dapat dipungkiri, membaca berarti memperkaya diri.Dengan membaca, kita dapat melihat dunia luas, tanpa meninggalkan kursi tempat kita duduk.
Baru saja, saya menyelesaikan sebuah novel berjudul The Lost Symbol milik Dan Brown. Novel ini memperkaya saya, sebagaimana bacaan-bacaan lainnya yang telah mampir ke tangan saya. Harry Potter adalah contoh lainnya. Lord of The Rings, Sherlock Holmes, Agatha Christie, beserta deretan judul-judul lainnya. Dunia fiksi bagi saya terlalu menggoda untuk dilewatkan.
Tak lupa, membaca sirah nabawiyyah teramat membantu menyegarkan kembali keislaman saya.
Menyimak perjalanan Rasulullah صلى الله عليه وسلم , terasa hidup dan menyentuh, seakan-akan kita masih bersama beliau.
Buku-buku milik Amru Khalid pun terasa amat menarik. Pengalaman spiritual, dihadirkan dengan teks-teks yang ‘mengajak’, bukan simbolisme an sich.
Sedang bersedih? Peganglah buku fenomenal La Tahzan, milik Dr. Aidh Al-Qarny, buka halaman berapa pun, cari satu sub judul, baca, resapi, rasakan dan bersyukurlah, untuk telah hidup di dunia ini.
Tidak cukup hanya itu, Islam mewariskan ilmu-ilmu yang teramat beragam. Turats, istilah untuk kitab kuning, adalah harta karun yang tak ternilai.
Saya bersyukur, bisa membaca Arab-Inggris berkat sekolah 4 tahun di Gontor. Hambatan teks tidak menjadi masalah bagi saya. Tapi saat ini, di era digital ini, terjemah bukan hal yang sulit.
Pada era ini pula, banyak buku-buku digitized bertebaran.
Kembali, marilah kita perkaya diri dengan membaca.
Iqra’. Itulah perintah Allah, sekaligus wahyu pertama.
Bacalah.

0 komentar:

Posting Komentar